semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayahnya kepada kita...
beberapa tahun yang lalu, disebuah kegiatan keagamaan kampus. kami bekerjasama dengan toko buku Riyad untuk menjualkan beberapa buku pilihan yang cocok buat anak kampus. ada satu buku yang menarik menurut saya. saya ambil, saya baca cover belakangnya. tiba-tiba ada sahabat saya yang meceletuk "cie.. cie.. " sambil menyenggol bahu saya. saya salting dengan pipi tomat "gak, saya mau lihat aja". "kan ane bilang cie aja, wah sudah siap-sia ni ye..". "gak ko" . " masa sih.. uhuk-uhuk", yang ini batuk beneran, ketelen permen..., kasihan. seseorang yang dari tadi asik menutupi wajahnya dengan buku, meletakkan buku nya, memperbaiki letak kacamatanya dan menatap tajam kami berdua# diiringi nada menegangkan. "hehe.. maaf ka, kami berisik ya", sambil menyenggol bahu sahabat saya yang terengeh karena permennya sudah tak bisa diselamatkan. matanya melembut, senyumnya mengembang. "gak, bukan begitu kakak gak merasa terganggu dengan keramaian kalian, kakak cuma ingin menjelaskan suatu hal. yang namanya kita seorang wanita yang nantinya akan menikah sewajarnya lah sudah mempersiapkan bekal-bekal pengetahuan, karena tidaklah mudah menjadi Istri sekaligus menjadi Ibu. sebagai seorang muslimah, sewajarnya kita harus mendukung penuh kawan kita yang membaca perihal persiapan-persiapan seperti itu, bukan malah di ledek. bagi yang membacanya pun harus tidak minder, untuk apa malu.. ". sini kakak lihat bukunya" Ci-ri-ci-ri le-la-ki so-le-hah", sambil melafalkan judulnya. "soleh kakak, soleh. bukan solehah", koreksi kami berdua. "o, iya Soleh. hehe... bukunya bagus tapi yang lebih bagus lagi yang ini lo ukhty yanti", seraya menyerahkan buku rekomendasi beliau. "Wa-ni-ta Sho-leh". "Sholehah"sahut mereka serempak.. "he.. iye, becanda aje.. " nyengir kuda.
"mau tau alasannya kenapa, b'coz laki-laki yang sholeh untuk wanita yang sholeh juga, ya kan?"."ia ka, saya pernah baca di dalam terjemahan Al-Qur'an" sahut sahabat saya, dan saya hanya mengangguk. "jadi kesimpulannya, kalau mau baca, baca ini dulu". "sip ka, saya pengen baca buku ini"sambil merebut buku itu dari tangan saya. "ee..gak bisa, saya duluan yang megang. saya mau beli buku ini". "ok, kamu beli saya minjam ke anti nanti setelah anti khatam membacanya", hehe.. pikiran hemat "anti ini, gimana kalau anti beli buku Lelaki Sholehah, eh salah soleh biar bisa saling pinjam"sahut saya.
"uhuk.. uhuk". "kenapa kak, ketelen permen juga", canda saya, hehe.. "gak, kakak cuma mau bilang kalau mau pinjam buku kakak, bisa gantian, kakak sudah punya keduanya"."Alhamdulillah, jatah beli buku bulanan ketabung bulan ini. ok ka". "cie cie kakak, kakak sudah siap2 ni ye" celetuk sahabat saya. "iya dong" dengan nada PD dan semangat. obrolan ini kami tutup dengan terkekeh.. dan tak lupa ditutup dengan Istigfrar 3x dan Hamdalah...
1. Menjaga Sholatnya dan akhlaknya,
2. Menutup auratnya dengan benar dan tak berpakaian sempit(ketat),
3. Menjaga kehormatannya,
4. Pemalu (malu berbuat buruk),
5. Menjaga mulutnya dari Ghibah (bergosip) & fitnah,
6. Tidak banyak bicara,
7. Jarang keluar rumah kecuali darurat.
- Ciri-Ciri laki-laki Sholeh :
1. Menjaga Shalatnya, dan sering jama'ah dimasjid,
2. Tidak beperangai kasar(tidak suka berbicara kotor,kasar, sangat sopan dan santun),
3. Bertanggung jawab,
4. Mengerti ilmu agama,
5. Tidak suka berkhianat(setia),
6. Mencintai keluarganya.
AL-Qur'an dan HAdits yang terkait...
Wanita yang baik adalah wanita yang ahli ibadah seperti menunaikan sholat 5 waktu, mengamalkan yang wajib dan sunnah, dan meninggalkan larangan Alloh dan Rosul Nya baik yang haram dan yang makruh. Seperti dalam Firman Nya "Sebab itu maka wanita yang sholehah ialah yang taat kepada Alloh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Alloh telah memelihara ( mereka ) ( QS.Ann Nisa(4):34 ).
Hushain bin Mihshan berkata: “Bibiku berkisah padaku, ia berkata: “Aku pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena suatu kebutuhan, beliaupun bertanya:”Wahai wanita, apakah engkau telah bersuami?” “Iya,” jawabku. “Bagaimana engkau terhadap suamimu?” tanya beliau. “Aku tidak mengurang-ngurangi dalam mentaatinya dan berkhidmat padanya, kecuali apa yang aku tidak mampu menunaikannya,” jawabku.”Lihatlah di mana keberadaanmu terhadap suamimu, karena dia adalah surga dan nerakamu,” sabda beliau. (HR. Ibnu Abi Syaibah dan selainnya, dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Al- Albani rahimahullah dalam Adabuz Zifaf, hal. 179)
“Laki-laki adalah pemimpin atas perempuan-perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian mereka [laki-laki] atas sebagian yang lain [perempuan] dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka [laki-laki] nafkahkan dari harta-hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shaleh ialah yang taat lagi memelihara diri dibalik belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya.” [QS. 4:34]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (an-Nuur: 2-3).
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,” (al-Furqaan: 68-69).
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (HR Muslim no.107).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah SAW. bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan mukmin,”
Masih diriwayatkan darinya dari Nabi SAW. beliau bersabda, “Jika seorang hamba berzina maka keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti awan mendung. Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah keimanan itu kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud no.4690).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang laki-laki berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan isteri tetangganya,”(Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad no.103)
Sabda Rasulullah SAW :
“Seorang wanita biasanya dinikahi karena empat hal,yaitu karena hartanya, karena nasabnya (keturunannya),karena kecantikannya dank arena agamanya. Maka utamakan memilih istri (wanita) karena agamanya. Kamu akan merugi (bila tidak memilih karena agamanya).” (HR. Bukhari,Muslim dan Abu Dawud)
Setiap orang yang berkeluarga pasti menginginkan kehidupan yang bahagia. Maka sebagai umat islam,kita harus memakai cara pandang dan petunjuk Allah dan Rasulullah SAW dalam membangun mahligai rumah tangga tersebut.
Bagi laki-laki agar rumah tangganya bahagia, yang harus dilakukan degan cermat adalah saat mencari pasangan hidupnya (istri). Bila ia berhasil mendapatkan wanita shalihah sejati, Insya Allah keluarganya akan bahagia.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan laki-laki bila hendak memilik istri, antara lain :
1. Utamakan Yang baik Kualitas Agamanya
Faktor pertama ini adalah factor yang paling dominan dan menentukan. Karena Islam merupakan agama fitrah dan moral yang mulia,maka suatu pernikahan harus berasaskan tuntunan sifat-sifat mulia,nilai-nilai luhur dan etika yang baik.
Rasulullah SAW menilai bahwa wanita shalihah merupakan karunia terbesar bagi laki-laki,sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. :
“Empat perkara,yang apabila dianugerahkan kepada seseorang,maka berarti dia mendapatkan kebaikan didunia dan diakhirat yaitu hati yang pandai bersyukur,lisan yang sering berdzikir,tubuh yang bersabar atas musibah,dan istri yang tidak menganiaya suaminya (bisa menjaga diri dan harta sumaminya).” (HR. Thabrani)
Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan secara rinci dari sifat wanita shalihah,sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra. :
“Setelah takwa kepada Allah Azza wa jalla,seorang mukmin tidak mendapatkan faedah sesuatu yang lebih baik daripada mempunyai istri yang shalehah yang bila diperintah mentaatinya,bila dipandang menyenangkan,bila disumpah (yakni perjanjian awal pernikahan) dia menepatinya,dan bila ditinggal (pergi) menjaga diri dan harta suaminya.” (HR. Ibnu Majah)
2. Haram menikahi Wanita Musyrik/Kafir
Menikahi orang kafit dan musyrik diharamkan dalam islam, sebagaimana disinyalir dalam firman-Nya.
“Dan janganlah kamu nikahi perempuan-perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik daripada perempuan musyrik,walaupun dia menarik hatimu.” (QS. Al Baqarah : 22)
Kerena itu,kita tidak boleh menyambung tali perkawinan antara dua hati dan dua akidah yang bertentangan. Sebab nilai akhir dari pernikahan bukanlah sekedar pelampiasan seksual,melainkan adanya kesamaan arah dalam mengarungi bahtera hidup. Itulah rahasia Islam,kenapa mengharamkan kawin dengan orang yang berbeda agama,karena tidak akan terjalin kebahagiaan rohani.
3. Utamakan Memilih Yang Bukan Kerabat
Islam mengajarkan agar dalam memilih calon pendamping dicari orang yang bukan kerabat sendiri, dengan menitikberatkan kufu’ (keseimbangan derajat) agama,moral dan nasab yang mulia. Semua itu untukmenjaga kokohnya keturunan. Sebab,pernikahan antara kerabat, dapat melumpuhkan jasamani dan otak bagi anaka turunannya. Sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW :
“Janganlah kalian menikahi kerabat dekat,sebba dapat (berakibat) melahirkan anak yang lemah (akal dan fisiknya).” (Hadist Syarif)
4. Utamakan Wanita Yang Subur (Berketurunan)
Islam menganjurkan agar seseorang laki-laki (calon suami) memilih perempuan (calon istri) yang subur dan mencintai,tidak punya penyakit yang menghalangi kehamilan dan sanggup menjaga tugas sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik.
Untuk itu tidak perlu heran,ketika seorang menghadap kepada Nabi SAW seraya berkata : “Wahai Rasulullah,aku mencintai perempuan yang punya kedudukan dan kekayaan,hanya saja,dia tidak dapat melahirkan keturunan. Apakah dia harus aku nikahi?” Maka Rasulullah SAW melarangnya. Lalu datang orang kedua,menanyakan hal yang serupa, Rasulullah SAW pun melarangnya. Akhirnya,datang orang yang ketiga,dan menanyakan hal yang serupa. Maka beliaupun bersabda : “Menikahlah dengan perempuan yang subur (dari nasab yang banyak melahirkan anak) dan mencintai suami,karena aku bangga dengan banyaknya pengikut dari keturunanmu dihadapan berbagai umat kelak.” (HR. Abu Dawud, Nasa’I dan Hakim)
5. Mengutamakan Yang Masih Gadis
Islam menganjurkan dalam menentukan pilihan seorang istri,hendaklah mengutamakan perempuan-perempuan yang masih perawan daripada janda. Lebih –lebih bagi jejaka atau mereka yang belum punya keturunan.
“pilihlah perempuan yang masih perawan,karena paling sedap bibirnya (lidhnya baik bicara),banyak keturunannya, jarang sifat makarnya,lebih rela dengan kepuasan tabiatnya.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
semoga Kita bisa menjadi Wanita Sholehah Aamiin ya Rabbal A'lamin....