Selasa, 17 Desember 2013

Cinta yang sederhana



Cinta ku sederhana
akan ku jaga
hingga Sang Pencipta memberinya
akan ku jaga hingga ku tau kau orangnya
akan ku jaga hingga Allah menyatukan Kita

Cinta ku sederhana
Cinta ku tak menuntut kau sempurna
karena cinta ku karena-Nya
yang sempurna adalah Cinta-Nya
yang menyatukan kita




Kamis, 05 Desember 2013

Assalamu'alaikum ww


(wait five minute)# bersih-bersih...

welcome.. : )

Apa kabar Ikhwafillah....
lama tak bersua..
kayanya blog ini penuh dengan semak belukar...
maklumlah...

betewe eniwey baswey...




I just wanna say a bout metamorfosis...


Pernahkah kita melihat kupu-kupu dengan sayap yang indah? Terbang melayang-layang di taman dengan gaya yang menawan. Semua kita pasti suka apalagi anak-anak dan remaja putri. Ya, siapa yang tidak suka dengan kupu-kupu di samping sayapnya yang indah dan gerak-geriknya yang menawan juga memberi manfaat bagi tanaman yang disinggahinya. Kupu-kupu membantu mempertemukan serbuk sari dengan kepala putik yang siap untuk menjadi buah.

Tapi sadarkah kita sebelum menjadi kupu-kupu, ia hanyalah seekor ulat bulu yang menjijikkan. Setiap kita menyentuh akan gatal-gatal dan kulitpun menjadi merah. Bentuknya juga tidak menarik bahkan membuat orang berupaya untuk membinasakannya. Boro-boro memberikan manfaat bagi tanaman, malah dedaunan yang disinggahinya menjadi tidak karuan karena dimakan oleh sang ulat. Dalam fikiran kita ulat memang menyebalkan dan tak pantas ada di taman di mana terdapat tanaman yang indah, hanya merusak pemandangan saja. Cuma ulat tidak tinggal diam pada masanya ulat merubah dirinya menjadi kepompong. Dalam kepompong ulat melakukan metamorfosis menjadi kupu-kupu indah, menawan dan bermafaat.

Proses metamorfosis dalam kehidupan manusia merupakan proses mengubah diri, meningkatkan kualitas menjadi Insan mulia, yang beriman dan bertaqwa. Setiap saat sebetulnya kita bisa melakukan perubahan dan perbaikan. Namun Allah maha kasih dan sayang pada ummatnya, disediakannya satu bulan penuh bagi kita untuk memperbaiki diri di mana setan dibelenggu dan amalan dilipatgandakan-Nya. Dan tentunya kita bukanlah ulat yang baru memberikan manfaat setelah menjadi kupu-kupu. Puasanya kita merupakan sarana perbaikan dan sekaligus latihan beramal. Dalam puasa kita tidaklah bertapa, tapi ladang amal yang luar biasa, dalamnya amalan sunah dinilai dengan amalan wajib, amalan wajib dilipatgandakan, bahkan pahala puasanya sendiri Allah langsung yang akan menilai dengan kehendak-Nya.